Pada bulan Juni 2025, dunia menyaksikan salah satu langkah diplomatik paling strategis yang dilakukan oleh Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, yakni kehadirannya di St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia. Kunjungan ini bukan hanya sekadar partisipasi dalam forum ekonomi global, namun juga menandai babak baru dalam kebijakan luar negeri Indonesia yang berlandaskan pada perdamaian, kerja sama internasional, dan pembangunan berkelanjutan.
SPIEF sendiri adalah ajang tahunan yang mempertemukan para pemimpin dunia, pengusaha, investor, dan pemikir global untuk mendiskusikan isu-isu utama ekonomi internasional, geopolitik, dan tantangan masa depan. Kehadiran Prabowo di forum ini menjadi pusat perhatian karena posisi strategis Indonesia di Asia Tenggara dan perannya yang semakin penting dalam percaturan global.

Latar Belakang Kehadiran Prabowo di SPIEF 2025
Sejak diumumkan sebagai Presiden terpilih hasil Pemilu 2024, Prabowo telah menunjukkan pendekatan diplomasi yang lebih aktif dan terbuka. Dalam berbagai pernyataan publik, ia menyatakan keinginannya menjadikan Indonesia sebagai negara yang bersahabat dengan semua pihak, non-blok, dan siap menjadi mediator dalam konflik global. Undangan dari Rusia untuk menghadiri SPIEF menjadi kesempatan emas untuk menyampaikan visi tersebut.
Kunjungan Prabowo ke SPIEF 2025 juga merupakan bagian dari agenda mempererat hubungan bilateral Indonesia-Rusia, khususnya di bidang ekonomi, teknologi, pertahanan, dan pendidikan. Dalam konteks geopolitik global yang penuh ketegangan, Indonesia berusaha mengambil posisi netral, namun proaktif, dengan mendorong diplomasi damai dan pembangunan ekonomi yang inklusif.
Isi Pidato Prabowo: Ajakan untuk Kerja Sama Damai
Dalam pidatonya yang disampaikan di hadapan pemimpin dunia dan tokoh-tokoh bisnis internasional, Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia hadir bukan untuk memihak atau melawan siapa pun, melainkan untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dan mendukung perdamaian dunia.
“Indonesia adalah rumah bagi lebih dari 280 juta jiwa, yang hidup dalam semangat keberagaman dan toleransi. Kita percaya bahwa masa depan dunia harus dibangun di atas fondasi damai, bukan konflik,” ujar Prabowo dalam pidatonya.
Ia juga menekankan bahwa Indonesia ingin mengundang semua negara untuk menjalin kemitraan strategis, khususnya dalam sektor pangan, energi terbarukan, teknologi pertahanan, dan pembangunan infrastruktur hijau.
Selain menyerukan perdamaian, Prabowo juga menyampaikan potensi besar Indonesia sebagai negara mitra investasi. Ia mempromosikan Ibu Kota Nusantara (IKN), transformasi digital, transisi energi, serta peningkatan konektivitas regional sebagai peluang besar bagi investor global.
Respon Dunia Internasional terhadap Pidato Prabowo
Pidato Prabowo menuai banyak tanggapan positif dari berbagai kalangan. Sejumlah pemimpin dunia dan pengamat internasional memuji pendekatan Prabowo yang lugas, realistis namun penuh optimisme. Mereka melihat kehadiran Indonesia di SPIEF sebagai sinyal penting bahwa Asia Tenggara akan memainkan peran yang lebih besar dalam menjaga stabilitas dunia.
Pihak Rusia, sebagai tuan rumah, menyambut baik kehadiran Prabowo. Presiden Vladimir Putin bahkan secara langsung bertemu dengan Prabowo dalam pertemuan bilateral, di mana mereka membahas kerja sama di bidang pendidikan militer, pasokan pangan, dan energi terbarukan.
Selain itu, kehadiran Prabowo di SPIEF juga memberi dampak positif terhadap citra Indonesia di mata investor. Banyak perusahaan internasional mulai mempertimbangkan ekspansi ke pasar Indonesia, melihat stabilitas politik dan kepastian regulasi yang mulai dibangun oleh pemerintahan Prabowo.
Kerja Sama Konkret yang Dibahas di SPIEF
Selama forum berlangsung, Indonesia melalui delegasi yang dipimpin oleh Prabowo Subianto menandatangani beberapa nota kesepahaman (MoU) penting. Beberapa di antaranya:
- Kerja Sama Energi Terbarukan
MoU dengan perusahaan energi Rusia untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya dan tenaga angin di wilayah timur Indonesia. - Investasi Infrastruktur
Kerja sama dalam pembangunan pelabuhan dan jalur logistik terpadu untuk mendukung konektivitas kawasan timur Indonesia. - Pertahanan dan Teknologi Militer
Diskusi intensif terkait pelatihan militer, transfer teknologi, serta modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia. - Pangan dan Pertanian
Perjanjian dengan perusahaan agrikultur Rusia untuk peningkatan produksi dan distribusi gandum serta pakan ternak. - Pendidikan dan Beasiswa
Penambahan kuota beasiswa bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar di universitas terkemuka Rusia dalam bidang teknik, sains, dan pertahanan.
Diplomasi Ekonomi yang Diperkuat
Kehadiran Prabowo di SPIEF 2025 menunjukkan betapa pentingnya diplomasi ekonomi dalam era globalisasi saat ini. Indonesia tidak hanya ingin menjadi negara tujuan investasi, tetapi juga ingin memainkan peran dalam merancang sistem ekonomi global yang lebih adil dan inklusif.
Prabowo menawarkan pendekatan mutualisme dalam hubungan antarnegara. Menurutnya, kerja sama harus didasarkan pada prinsip saling menghormati, tidak mencampuri urusan dalam negeri, dan menjunjung tinggi hukum internasional.
“Indonesia menawarkan kemitraan, bukan dominasi. Kami ingin tumbuh bersama, bukan dengan saling menjatuhkan,” ujar Prabowo dalam forum dialog SPIEF bersama delegasi dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Posisi Indonesia di Tengah Geopolitik Global
Di tengah tensi antara blok barat dan timur, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tidak ingin terseret dalam politik aliansi militer ataupun perang proksi. Ia menekankan bahwa dunia sedang menghadapi banyak tantangan, mulai dari perubahan iklim, krisis pangan, hingga inflasi global, dan semuanya memerlukan kerja sama kolektif.
Indonesia, menurut Prabowo, memiliki posisi unik sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan sebagai anggota aktif dalam G20, ASEAN, dan Gerakan Non-Blok. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis yang menjembatani berbagai kutub kekuatan global.
Dampak Domestik: Meningkatkan Citra Indonesia di Dalam dan Luar Negeri
Kunjungan Prabowo ke SPIEF disambut antusias di dalam negeri. Banyak kalangan akademisi, pengusaha, dan masyarakat umum mengapresiasi pendekatan proaktif yang dilakukan pemimpin baru Indonesia ini. Media-media nasional menyoroti bagaimana Prabowo tidak hanya tampil meyakinkan di forum internasional, tetapi juga berhasil membangun jaringan strategis untuk pembangunan nasional.
Dari sisi ekonomi, potensi investasi pasca-forum diperkirakan akan meningkat, terutama dari negara-negara kawasan Eurasia. Di sisi politik, Prabowo dinilai berhasil menunjukkan bahwa Indonesia tetap netral namun berpengaruh dalam peta global.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski kunjungan ke SPIEF 2025 mencatatkan prestasi diplomatik yang patut diapresiasi, tantangan ke depan tetap besar. Realisasi dari MoU harus diawasi secara ketat agar tidak hanya menjadi simbolis. Indonesia juga perlu menjaga keseimbangan hubungan antara blok barat dan timur, mengingat hubungan strategis dengan AS, Uni Eropa, dan Jepang juga sangat penting.
Dari dalam negeri, Prabowo perlu memastikan bahwa kerja sama yang dijalin benar-benar berdampak pada kesejahteraan rakyat, bukan hanya menguntungkan segelintir elit. Reformasi birokrasi, penguatan institusi hukum, dan perlindungan terhadap lingkungan hidup menjadi syarat utama agar investasi yang masuk tidak merusak tatanan sosial-ekologis.
Kesimpulan: Menuju Diplomasi Proaktif dan Damai
Partisipasi Prabowo Subianto dalam SPIEF 2025 menjadi simbol penting perubahan wajah diplomasi Indonesia ke depan. Dari negara yang selama ini dianggap pasif dalam percaturan global, Indonesia kini mulai tampil sebagai aktor yang aktif membentuk masa depan dunia.
Seruan Prabowo untuk kerja sama damai, disampaikan dengan tegas namun bersahabat, menjadi pesan kuat bagi komunitas internasional. Indonesia ingin menjadi mitra damai, bukan alat konflik. Dan melalui diplomasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, visi tersebut tampaknya mulai diwujudkan.
SPIEF 2025 bukan hanya forum ekonomi, tetapi panggung untuk menyuarakan masa depan dunia yang lebih damai. Dan Prabowo telah menggunakan panggung itu sebaik mungkin untuk mengajak dunia menjalin kerja sama yang adil, bermartabat, dan berkelanjutan dengan Indonesia.