Marc-André ter Stegen bergabung dengan Barcelona pada tahun 2014 dari Borussia Mönchengladbach. Dalam kurun waktu lebih dari satu dekade, ia berkembang menjadi salah satu penjaga gawang terbaik di dunia dan menjadi figur sentral di lini belakang Blaugrana. Dengan refleks tajam, distribusi bola yang luar biasa, dan kemampuan memimpin barisan pertahanan, Ter Stegen telah mencatatkan lebih dari 400 penampilan untuk klub dan memenangkan berbagai trofi termasuk Liga Champions, La Liga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol.
Namun dalam beberapa musim terakhir, posisinya mulai goyah. Performa yang tak lagi konsisten, kombinasi faktor usia dan cedera, serta tekanan finansial yang dihadapi Barcelona membuat masa depan sang penjaga gawang berada di ujung tanduk. Klub yang sedang membangun ulang struktur skuadnya tampaknya mulai memikirkan opsi lain yang lebih murah, lebih muda, dan lebih sesuai dengan visi jangka panjang mereka.

Bab 1: Era Ter Stegen – Antara Dominasi dan Penurunan
Tidak dapat disangkal bahwa Ter Stegen pernah berada di puncak karier bersama Barcelona. Pada musim-musim puncaknya, ia menjadi penyelamat tim dalam banyak kesempatan, terutama ketika pertahanan Barcelona compang-camping. Namun, seiring berjalannya waktu, statistik menyebutkan bahwa performanya tidak seefektif dulu.
Pada musim 2023/2024, misalnya, Ter Stegen hanya mencatatkan 11 clean sheet dari 30 penampilan La Liga. Angka ini jauh dari performa gemilang yang ia tunjukkan pada musim 2022/2023 ketika ia memecahkan rekor sebagai kiper dengan jumlah clean sheet terbanyak dalam semusim La Liga.
Selain itu, ia juga mulai rentan terhadap kesalahan fatal dalam pertandingan besar. Blunder melawan Real Madrid dan kekalahan dari Girona menjadi sorotan yang memicu perdebatan di antara para penggemar dan analis sepak bola Spanyol. Meski pengalaman dan reputasinya tetap tinggi, namun level performa Ter Stegen tak lagi mencerminkan label sebagai salah satu kiper elit dunia.
Bab 2: Alasan Pertama – Masalah Finansial dan Beban Gaji
Barcelona saat ini tengah bergulat dengan krisis keuangan yang berkepanjangan. Setelah era Bartomeu yang diwarnai oleh pengeluaran tidak terkendali dan manajemen buruk, presiden Joan Laporta kini mencoba mengembalikan stabilitas keuangan klub. Namun, utang klub yang mencapai lebih dari 1 miliar euro tidak dapat diselesaikan hanya dengan penghematan kecil.
Salah satu cara tercepat untuk menyeimbangkan neraca keuangan adalah dengan memangkas beban gaji pemain bintang. Ter Stegen, yang memperbarui kontraknya pada 2020 dengan durasi panjang hingga 2028, memiliki gaji yang sangat tinggi. Menurut laporan internal, ia masuk dalam lima besar pemain dengan bayaran tertinggi di klub.
Melepas Ter Stegen akan memberi Barcelona ruang untuk bergerak di pasar transfer. Klub bisa mengalokasikan dana tersebut untuk merekrut pemain muda potensial di berbagai posisi, termasuk kiper muda dengan gaji lebih ringan. Klub juga memiliki opsi untuk mempromosikan penjaga gawang dari akademi atau mendatangkan kiper lapis dua dengan harga terjangkau namun berkualitas.
Bab 3: Alasan Kedua – Cedera dan Penurunan Performa
Faktor kedua yang membuat masa depan Ter Stegen diragukan adalah masalah kebugaran. Dalam dua musim terakhir, sang kiper mengalami beberapa cedera yang cukup serius, termasuk cedera lutut yang membuatnya absen di awal musim 2023/2024. Meski berhasil kembali ke lapangan, performanya tidak lagi stabil seperti dulu.
Kiper sangat bergantung pada kelincahan, reaksi cepat, dan mobilitas tubuh. Cedera kronis atau kambuhan pada area kaki atau lutut bisa sangat menghambat kemampuan mereka dalam menjaga gawang. Dalam beberapa pertandingan penting, terlihat bahwa Ter Stegen tidak cukup lincah saat menghadapi bola-bola cepat atau duel satu lawan satu.
Jika dibandingkan dengan kiper top lain seperti Thibaut Courtois atau Mike Maignan, refleks Ter Stegen dalam beberapa musim terakhir menunjukkan penurunan yang signifikan. Data dari penyelamatan per pertandingan dan expected goals conceded (xGC) menunjukkan bahwa kontribusinya tak lagi sehebat masa jayanya.
Selain itu, Barcelona butuh kiper yang bisa mengatur tempo dan membaca permainan lawan secara dinamis. Ter Stegen, yang sebelumnya unggul dalam aspek ini, tampak mulai tertinggal dari evolusi permainan cepat yang dituntut oleh pelatih baru.
Bab 4: Alasan Ketiga – Regenerasi dan Era Baru Barcelona
Barcelona kini berada di titik transisi besar. Setelah kepergian Xavi Hernández sebagai pelatih kepala dan masuknya pelatih baru Hansi Flick, klub mulai menggagas regenerasi skuad besar-besaran. Strategi ini mencakup keinginan untuk membangun tim dengan pondasi pemain muda, penuh energi, dan berorientasi pada sepak bola modern.
Ter Stegen, yang kini berusia 33 tahun, tidak lagi masuk dalam prioritas jangka panjang proyek ini. Di sisi lain, Barcelona memiliki Inaki Peña sebagai cadangan potensial yang mulai sering tampil di beberapa pertandingan. Selain itu, ada beberapa nama yang dipantau klub seperti Filip Jorgensen (Villarreal), Arnau Tenas (eks-La Masia), hingga Bart Verbruggen (Brighton).
Regenerasi ini tidak hanya soal performa, tapi juga soal kepemimpinan dan dinamika ruang ganti. Klub ingin menciptakan atmosfer baru yang didorong oleh semangat pemain muda dan semangat juang tinggi. Kehadiran figur senior seperti Ter Stegen, meski punya pengaruh besar, mungkin dianggap bisa menghambat proses tersebut jika tidak sejalan dengan filosofi baru.
Bab 5: Respons dan Sikap Ter Stegen
Ter Stegen bukanlah pemain yang banyak bicara di depan publik, namun dalam beberapa wawancara terakhir, ia sempat mengisyaratkan rasa frustrasi terhadap situasi tim. Ketika ditanya soal masa depan, ia mengatakan bahwa ia masih ingin bertahan di Barcelona, tetapi juga menyadari bahwa sepak bola profesional penuh ketidakpastian.
Ia dikenal sebagai sosok profesional dan tidak menciptakan konflik di ruang ganti. Namun kepergiannya bisa menjadi keputusan yang saling menguntungkan. Ter Stegen bisa mencari tantangan baru di klub besar lain—mungkin di Bundesliga, Premier League, atau bahkan Serie A—sementara Barcelona bisa fokus membentuk kembali skuad mereka tanpa beban finansial besar.
Beberapa sumber internal mengindikasikan bahwa Ter Stegen tidak menutup kemungkinan untuk hengkang jika klub memang ingin melepasnya. Komunikasi antara pemain dan manajemen klub menjadi faktor penentu dalam bulan-bulan ke depan.
Bab 6: Simulasi Masa Depan Tanpa Ter Stegen
Jika Barcelona resmi berpisah dengan Ter Stegen, langkah pertama adalah menentukan siapa yang akan menjadi kiper utama berikutnya. Inaki Peña bisa menjadi solusi sementara, tetapi Barcelona kemungkinan besar akan mendatangkan kiper baru dengan profil tertentu:
- Berusia di bawah 25 tahun
- Memiliki kemampuan distribusi bola mumpuni
- Memiliki harga pasar di bawah €30 juta
- Siap bersaing dan berkembang di bawah tekanan
Nama-nama seperti Giorgi Mamardashvili (Valencia), Lucas Chevalier (Lille), dan Altay Bayındır (Manchester United) bisa menjadi opsi.
Di sisi lain, kepergian Ter Stegen bisa memberi sinyal kepada pemain senior lain bahwa era baru telah dimulai. Ini menjadi momen besar untuk mempercepat regenerasi skuad dan menumbuhkan kembali mentalitas kompetitif yang telah lama menghilang dari ruang ganti Camp Nou.
Bab 7: Reaksi Fans dan Legenda Klub
Sebagian besar fans Barcelona mengakui jasa besar Ter Stegen, terutama dalam momen-momen sulit ketika pertahanan tim rapuh. Namun, suara publik mulai terbelah. Beberapa menyerukan pentingnya pembaruan di posisi penjaga gawang, sementara lainnya ingin Ter Stegen pensiun di klub sebagai bentuk penghormatan.
Legenda seperti Carles Puyol dan Víctor Valdés pun ikut angkat suara. Puyol menekankan pentingnya keseimbangan antara loyalitas dan keberanian membuat keputusan sulit, sementara Valdés menyatakan bahwa kiper harus terus dievaluasi berdasarkan kontribusi aktual, bukan nostalgia masa lalu.
Ketika fans sudah mulai menerima kemungkinan perpisahan, klub akan lebih mudah menjalankan rencana mereka tanpa tekanan besar dari luar.
Bab 8: Kesimpulan – Akhir Sebuah Era
Marc-André ter Stegen telah menjadi bagian penting dalam sejarah modern Barcelona. Ia datang saat klub dalam masa transisi pasca kepergian Victor Valdés, dan membuktikan dirinya sebagai pilar yang bisa diandalkan selama lebih dari satu dekade.
Namun dalam dunia sepak bola yang terus berubah, bahkan legenda pun harus tahu kapan waktunya pergi. Dengan tekanan finansial, kebutuhan regenerasi, dan penurunan performa yang mulai terlihat, Barcelona tampaknya berada di titik di mana melepas Ter Stegen adalah keputusan logis dan strategis.
Perpisahan ini, jika terjadi, akan menyakitkan, tetapi juga bisa menjadi awal baru bagi kedua belah pihak. Bagi Ter Stegen, mungkin ini saat yang tepat untuk mencari tantangan baru. Dan bagi Barcelona, ini bisa jadi momentum penting dalam membentuk masa depan yang lebih tangguh, efisien, dan berorientasi pada visi jangka panjang.